Minggu, 14 April 2013

Museum Keprajuritan Indonesia



Museum Keprajuritan di Taman Mini Indonesia Indah adalah salah satu museum yang unik dari segi bentuk bangunan. Bangunan museum keprajuritan berbentuk benteng bersegi lima yang tampak sangat kokoh dan dikelilingi perairan.  Benteng menggambarkan bagaimana prajurit Indonesia mempertahankan negara ,sedangkan perairan menggambarkan Indonesia sebagai  negara kepulauan. Di depan pintu masuk ruangan museum  sedikit kekiri terdapat 2 kapal tradisional Indonesia yaitu Kapal Banten dan Kapal Pinisi dari Sulawesi Selatan.  Keberadaan kapal ini melambangkan kekuatan maritim negara Indonesia yang terbentang dari barat ke timur. Di sebelah kiri bangunan museum terdapat  sebuah area yang lapang dengan rumput hijau dan pepohonan. Kita bisa rehat sejenak di area ini dan menikmati suasana yang adem.  Namun, sebelumnya jangan lupa membei tiket masuk yang hanya seharga Rp2500,00/orang.



Kapal Banten dan Kapal Pinisi




Pakaian Perang, Replika Meriam,dan Formasi pasukan 

Secara garis besar ,museum yang terletak di jalur keluar bagian selatan ini menyimpan bukti dan rekaman sejarah perjuangan bangsa Indonesia dari waktu ke waktu.  Jadi, museum ini bisa disebut museum edukasi terutama untuk anak-anak sekolah.  Memasuki ruang museum,kita harus menaiki tangga menuju lantai 2 terlebih dahulu untuk melihat koleksi di museum ini. Di sepanjang ruangan lantai kedua yang remang-remang ini, terdapat banyak diorama yang menggambarkan perlawanan pejuang-pejuang Indonesia melawan penjajah,. Selain itu ada patung yang memeragakan pakaian perang tiap-tiap wilayah di negara Indonesia. Tiruan senjata seperti meriam, panji-panji dalam peperangan dan bahkan formasi dalam melawan tentara Belanda,seperti formasi garuda ,semua dapat kita saksikan di sini.
Panji-Panji

Tiruan Meriam





Formasi Perang Garuda Wyuha


Meriam di bagian atas

Karena bangunan ini berbentuk benteng  maka kita bisa menuju atap yang datar dan luas. Terdapat beberapa tiruan meriam di sana. Dari atas benteng ini kita bisa melihat ke bawah lebih leluasa. Namun yang saya amati,bangunan seluas 7.545 m2 tampak kurang maksimal penggunaannya. Banyak sekali ruang kosong di bagian atap dibiarkan kotor dan kumuh. Bahkan di ruamg pamer koleksi pun tidak terkesan bersih seperti museum Indonesia atau museum Purna Bhakti pertiwi.




Patuh pahlawan mengelilingi panggung

Di tengah-tengah halaman,terdapat sebuah panggung untuk keperluan menyelenggarakan berbagai acara seperti pentas seni. Panggung tersebut dikelilingi 23 patung pahlawan yang terbuat dari perunggu,seperti Pangeran Diponegoro, patimura, Cut Nyak Dien, Gajah Mada, Nyi Ageng Serang,dan lain sebagainya.






Kita berharap semoga museum keprajuritan dirawat sebaik-baiknya dan kita sebagai pengunjung bisa menjaga atau menahan diri untuk tidak mencorat coret bagian atap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar